Jumat, 28 Mei 2010

TIDAK SEMUA YANG ENGKAU TAHU HARUS TERUCAPKAN


Laisa kullu ma yu’lamu yuqalu. Tidak semua yang diketahui itu harus terucapkan. Sebab likulli maqaamin maqaalun. Setiap kondisi dan keadaan itu mempunyai perkataan yang tepat. (atau jika anda mau anda juga bisa mengatakan bahwa ‘setiap perkataan itu memiliki saat dan kondisi yang tepat untuk di ucapkan’). Ini adalah sebuah nasehat penting bagi siapa yang diberi karunia ilmu dari Allah. Sebab nampaknya memang sulit untuk dipungkiri bahwa 'mengetahui’ saja tidaklah cukup. Karena agar ‘perngetahuan’ itu jatuh ditempat yang tepat, kita membutuhkan ‘pemahaman’. Yang terakhir inilah yang disebut dengan istilah fiqh.

Yah, manusia ini banyak yang tidak mengetahui mengenai dien Allah. Hanya sedikit saya yang mengetahuinya. Dan dari sedikit yang mengetahui itu, semakin sedikit pula yang diberikan pemahaman. Maka untuk orang yang sangat khusus ini, sang Rasul SAW mengatakan: “man yuridi-llahu bihi khairan yufaqqih-hu fid-din.” Barang siapa yang dikehendaki oleh Allah mendapatkan puncak segala kebaikan, maka Allah akan memahamkannya (membuatnya faqih) terhadap dien-Nya.

Anda mungkin pernah mendengar nama seorang tabi’in besar Waki’ ibn Al Jarrah. Kalau Anda belum pernah mendengar namanya, tentu anda sudah sering mendengar nama Imam asy Syafi’iy. Nah, imam Asy Syafi’iy ini adalah murid dari Waki’ ibn Al jarrah itu. Ketika Asy Syafi’iy mengalami kesulitan menghafal, pada sang guru inilah ia mengadu. Nasehat sang guru itu kemudian ia abadikan dalam sya’ir yang sangat terkenal:

Kemengadukan pada Waki’ akan hafalanku yang buruk.
Lalu ia menasehatiku agar meninggalkan maksiat Kerna ilmu itu adalah cahaya Allah.
Dan cahaya itu takkan dikaruniakan pada pelaku maksiat

Waki’ ibn Al-Jarrah ini pernah mengalami kejadian yang sangat menakutkan akibat tergelincir dalam masalah yang dibahas dalam tulisan ini. Tetapi begitulah, setiap ‘alim di bumi ini akan mempunyai zallah, ketergelinciran dan ketersalahan. Tidak ada yang mas’shum selain Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam.

Entah bagaimana kisahnya, Waki’ pernah mendengarkan sebuah riwayat tentang kisah kematian Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Kisah itu ia riwayatkan dari seorang bernama Ismai’il ibn Abi Khalid. Lalu Isma’il ini meriwayatkannya daari ‘Abdullah Al Bahiyy. Nah, ‘Abdullahh Al-bahiyy inilah yang kemudian mengatakan bahwa “Sahabat Abu Bakr Shiddiq - Shallallahu Alaihi wa Sallam- mendatangi jenazah Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Kemudian beliau bersimpuh dan menciumnya seraya mengatakan:”duhai, alangkah indahnya hidup dan kematianmu, wahai Rasulullah.” Setelah itu –masih berdasarkan penuturan ‘Abdullah Al Bahiy- jenazah beliau Shallallahu Alaihi wa Sallam agak membengkak demikian pula jari-jari beliau.” Demikian –lah riwayat ‘abdullah Al-Bahiyy yang diterima oleh Waki’ ibn Al-Jarrah.

Suatu ketika dalam sebuah majlisnya di Mekkah, ia menyampaikan riwayat ini; sebuar riwayat yang sesungguhnya adalah riwayat yang mungkar dan munqathi’ (terputus). Mekkah pun heboh. Apa lagi kalangan orang Quraisy. Mereka berkumpul dan bersepakat untuk menyalib Waki’ yang dianggap melecehkan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dengan meriwayatkan kisah tersebut. Padahal niat Waki’ sesungguhnya sangat baik. Ketika ia ditanya mengapa ia menyampaikan riwayat itu, ia mengatakan,”beberapa orang sahabat, diantaranya ‘Umar ibn Al-Khathtab tidak mempercayai bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam mengalami kematian. Maka (berdasarkan rewayat tersebut) Allah kemudian menunjukkan kepada mereka beberapa tanda kematian (yaitu anggota tubuh yang berubah menjadi agak membengkak).”
Sebuah alasan yang masuk akal. Namun orang-orang Quraisy sudah terlanjur marah. Mereka telah menyiapkan kayu untuk menyalibWaki’ ibn Al-Jarrah. Namun untunglah pertolongan Allah segera menghampirinya. Di saat yang genting itu, muncullah Sufyan ibn ‘Uyainah. Ia segera saja berteriak,”Demi Allah! Demi Allah! Jangan kalian lakukan itu! Ini adalah faqihnya negeri Irak, ayahnya juga seorang ‘alin besar disana. Sedangkan riwayat yang ia sampaikan itu adalah riwayat yang masyhur.” (Dan Sufyan tidak berdusta ketika mengatakan bahwa riwayat itu sebuah riwayat yang masyhur, sebab riwayat yang masyhur belum tentu shahih). Padahal –seperti kata Sufyan kemudian-: “aku belum pernha mendengarkan riwayat itu sebelumnya. Aku hanya ingin Waki’.”
Demikianlah akhir kisah Waki’ ibn Al Jarrah, guru Imam Asy-syafi’iy. Seperti kata seorang ahli besar, Adz Dzahaby, “kisahnya sungguh aneh. Ia sesungguhnya bermaksud baik. Namun sangat disayangkan saat itu kenapa ia tidak memilih dian dan tidak menyampaikannya (riwayat itu). Padahal Nabi SAW telah mengatakan : “cukup menjadi dosa bagi seseorang bila ia membicarakan setiap apa yang ia pernah dengarkan.”… hampir saja nyawanya melayang…”
maka seperti kata-kata hikmah kitapun mengatakan, “…wa laisa kullu ma yuqaalu, yuqaalu fi kulii maqam…”-bila tidak semua yang diketahui pantas terucapkan- maka tidak semua yang pantas terucapkan itupun tidak serta merta dapat diucapkan di setiap tempat, waktu dan orang. Sebuah pesan penting untuk para empunya ilmu untuk bersikap bijak.

Sumber: Rindu Yang Berujung Surga, Abul Miodad Al-Madany

Minggu, 23 Mei 2010

Kata Mutiara, Pepatah Bijak dan Bijaksana

Dunia adalah komedi bagi mereka yang melakukannya, atau tragedi bagi mereka yang merasakannya. - Horace Walpole


Ketahuilah, apapun yang menjadikanmu tergetar, itulah Yang Terbaik untukmu ! Dan karena itulah, Qalbu seorang pecinta-Nya lebih besar daripada Singgasana-Nya. - Jalaludin Rumi


Sesungguhnya seseorang bisa disebut mandiri bukan lantaran ia sudah tidak lagi meminta, tapi lebih karena ia sudah bisa memberi harapan akan kembali diberi. - Anonim



Cinta yang sejati tidak terletak pada apa yang telah dikerjakan dan diketahui, namun pada apa yang telah dikerjakan namun tidak diketahui. - Anonim



Tak ada orang yang terlalu miskin sehingga tidak bisa memberikan pujian. - Anonim




Kesehatan selalu tampak lebih berharga setelah kita kehilangannya. - Jonathan Swift


Kita tidak bisa menjadi bijaksana dengan kebijaksanaan orang lain, tapi kita bisa berpengetahuan dengan pengetahuan orang lain. - Michel De Montaigne


Seorang konsultan psikologi paling jenius sekalipun tidak lebih mengerti tentang pikiran dan keinginan kita lebih daripada diri kita sendiri. - Anonim



Salah satu fungsi diplomasi adalah untuk menutupi kenyataan dalam bentuk moralitas. - Will Dan Ariel Dunant



Do all the goods you can, All the best you can, In all times you can, In all places you can, For all the creatures you can. - Anonim




Yang terpenting dari kehidupan bukanlah kemenangan namun bagaimana bertanding dengan baik. - Baron Pierre De Coubertin



Yang terpenting dalam Olimpiade bukanlah kemenangan, tetapi keikutsertaan ... - Baron Pierre De Coubertin


Hari ini Anda adalah orang yang sama dengan Anda di lima tahun mendatang, kecuali dua hal : orang-orang di sekeliling Anda dan buku-buku yang Anda baca. - Charles "tremendeous" Jones


Jika pekerjaan Anda lenyap, jati diri Anda tidak akan pernah hilang. - Gordon Van Sauter




Jangan biarkan jati diri menyatu dengan pekerjaan Anda. - Gordon Van Sauter



Ketika satu pintu tertutup, pintu lain terbuka; namun terkadang kita melihat dan menyesali pintu tertutup tersebut terlalu lama hingga kita tidak melihat pintu lain yang telah terbuka. - Alexander Graham Bell



Jenius adalah 1 % inspirasi dan 99 % keringat. Tidak ada yang dapat menggantikan kerja keras. Keberuntungan adalah sesuatu yang terjadi ketika kesempatan bertemu dengan kesiapan. - Thomas A. Edison


Sumber kekuatan baru bukanlah uang yang berada dalam genggaman tangan beberapa orang, namun informasi di tangan orang banyak. - John Naisbitt


Uang merupakan hamba yang sangat baik, tetapi tuan yang sangat buruk. - P.t. Barnum




Ingatlah, semua ini diawali dengan seekor tikus, Tanpa inspirasi.... kita akan binasa. - Walt Disney



Kita ada di sini bukan untuk saling bersaing. Kita ada di sini untuk saling melengkapi. - Bill Mccartney



Saat menghadapi kesulitan, beberapa orang tumbuh sayap, sedang yang lain mencari tongkat penyangga. - Harold W. Ruoff


Jika kita sungguh-sungguh menginginkan cinta, maka cintalah pada akhirnya yang justru menunggu kita. - Oscar Wilde


Kebebasan itu berasal dari manusia, tidak dari undang-undang atau institusi. - Clarence Darrow


Lebih mudah menambahkan sesuatu pada reputasi yang besar daripada untuk memperoleh reputasi itu sendiri. - Publius Syrus



Ketika kita menjadi tua, waktu akan membuat kita dikelilingi oleh orang-orang yang mencintai kita, sebagai ganti dari orang-orang yang kita cintai. - J. Petit Senn



Tak melakukan apa-apa merupakan kekuatan setiap orang. - Samuel Johnson



Keberanian bukanlah ketidakhadiran rasa takut, tetapi melakukannya - Montaigne


Kegagalan biasanya merupakan langkah awal menuju sukses, tapi sukses itu sendiri sesungguhnya baru merupakan jalan tak berketentuan menuju puncak sukses. - Lambert Jeffries


Pastikanlah bahwa kepala Anda tidak lebih tinggi dari topi Anda. - Vergill


Tempat untuk berbahagia itu di sini. Waktu untuk berbahagia itu kini. Cara untuk berbahagia ialah dengan membuat orang lain berbahagia. - Robert G. Ingersoll


Keberanian bukanlah ketidakhadiran rasa takut, tetapi melakukannya. - Montaigne




Sifat Cinta: 1. Tidak membeda-bedakan 2. Cuma-cuma atau tanpa pamrih 3. Ketidaksadaran diri 4. Bebas - Anthony De Mello Sj


Hanya ikan yang bodoh yang bisa dua kali kena pancing dengan umpan yang sama. -


Kebanyakan dari kita yakin bisa membuat orang lain bahagia dengan cara yang kita tentukan. - Robert S. Lynd


Jika kita sungguh-sungguh menginginkan cinta, maka cintalah pada akhirnya yang justru menunggu kita. - Oscar Wilde


Orang yang tidak bisa memaafkan orang lain sama saja dengan orang yang memutuskan jembatan yang harus dilaluinya, karena semua orang perlu di maafkan. - Thomas Fuller


Ada dua hal yang harus Anda lupakan: Kebaikan yang Anda lakukan kepada orang lain dan kesalahan orang lain kepada Anda. - Sai Baba


Suatu kehidupan yang penuh kesalahan tak hanya lebih berharga namun juga lebih berguna dibandingkan hidup tanpa melakukan apapun. - George Bernard Shaw


Pengetahuan ada dua macam : yang telah kita ketahui dengan sendirinya atau yang hanya kita ketahui dimana ia bisa didapatkan. - Samuel Johnson

Sabtu, 22 Mei 2010

JATI DIRI MANUSIA



Ada tiga pertanyaan abadi, yakni dari mana ? mau kemana ? dan untuk 
apa kehadiran manusia di pentas kehidupan. Pertanyaan pertama dan 
kedua sudah terjawab; orang beragama menyatakan bahwa manusia berasal 
dari Allah dan akan kembali kepada Nya, inna lillahi wa inna ilaihi 
raji`un. Orang Atheis menyatakan bahwa manusia hadir secara alamiah 
dan nanti akan hilang secara alamiah, tidak ada akhirat, tidak ada 
sorga ataupun neraka. 
 
Pertanyaan ketigalah yang selalu mengelitik manusia sepanjang 
sejarah. Dalam keadaan tertentu orang sering mempertanyakan makna 
kehadiran dirinya, sehingga muncullah pertanyaan-pertanyaan; (a) 
untuk apa aku dilahirkan ? (b) untuk apa aku capai-capai ngurusin 
beginian ? (c) untuk apa semua yang telah kukerjakan ? (d) mengapa 
aku harus patuh ?, (e) untuk apa jujur jika semua pada korupsi ? . Di 
sisi lain ada yang bertanya-tanya : (f) kenapa ya kita selalu membela 
dia sampai hampir mati, padahal kita nggak dikasih apa-apa ? (g) 
kenapa kita sedih ketika dia mati ? (h) kenapa orang pergi haji suka 
menangis ? dan masih banyak lagi pertanyaan orang.
 
Kesemuanya itu sebenarnya berhubungan dengan apa yang disebut makna 
hidup, (the meaning of life). Manusia memang bukan saja makhluk 
biologis, tetapi juga makhluk yang bisa berfikir, merasa dan mengeti 
akan makna hidup. Terkadang atau kebanyakan orang lebih menonjol 
kebiologisannya, sehingga meski ia berpendidikan tetapi perilakunya 
tak lebih dari perilaku hewan. Ada yang seperti kambing (tidak bisa 
mendengar nasehat), ada yang seperti ular (licik), seperti ayam jago 
(free sex), seperti anjing (pendengki) dan ada yang seperti lalat 
(baik-buruk di embat semua). Adapun orang yang mengerti akan makna 
hidup maka ia mengerti akan makna pengorbanan, makna persahabatan, 
makna kesetiaan. Orang yang mengerti akan makna hidup sanggup untuk 
menderita demi kebahagiaan orang lain, sanggup menantang maut demi 
kehidupan orang lain, sanggup menderita di dunia demi kebahagiaan di 
akhirat.
 
Jati Diri Manusia Menurut Al Qur'an
Al Qur'an menyebut jati diri manusia dengan berbagai sebutan, sesuai 
dengan kualitas perilakunya , yaitu , mu'min, muslim, muttaqin, 
fasiq, munafiq, kafir, zalim, mukhlis, sabir, halim, hanif, jahil,
 
1. Musilim, Mu'min dan Muttaqin
Seorang muslim artinya orang yang telah berpasrah diri kepada Tuhan, 
tetapi dalam rangking manusia berkualitas, seorang yang baru pada 
tingkat muslim berada pada tingkatan terendah. Karakteristik seorang 
muslim adalah seorang yang telah meyakini supremasi kebenaran, 
berusaha untuk mengikuti jalan kebenaran itu, tetapi dalam praktek ia 
belum tangguh karena ia masih suka melupakan hal-hal yang kecil. 
Sedangkan seorang yang sudah mencapai kualitas mukmin adalah seorang 
muslim yang sudah istiqamah atau konsisten dalam berpegang kepada 
nilai-nilai kebenaran, sampai kepada hal-hal yang kecil. Ciri orang 
mukmin antara lain (1) hanya berbicara yang baik, (2) tidak menganggu 
orang lain, (3) merasa sependeritaan dengan mukmin yang lain, dan 
sebagainya. Sedangkan Muttaqin adalah orang mukmin yang telah 
menjiwai nilai-nilai kebenaran dan allergi terhadap kebatilan. 
 
2. Fasiq, Kafir dan Munafiq.
Orang Fasiq adalah orang yang mengetahui dan meyakini supremasi nilai 
kebenaran, tetapi dalam kehidupan ia malas mengikutinya terutama jika 
bertentangan dengan dorongan syahwat/kesenangannya. 
 
Adapun orang kafir adalah kebalikan dari orang mukmin. Jika orang 
mukmin konsisten dalam berpegang kepada kebenaran yang diimaninya 
dalam keadaan apapun, orang kafir konsisten dalam hal tidak 
mempercayai kepada nilai-nilai kebenaran. Secara terbuka ia 
menyatakan tidak percaya kerpada Tuhan, kepada dosa dan kepada 
kebajikan..
 
Sedangkan orang munafik, karakteristiknya dapat disebut sebagai orang 
yang bermuka dua, berbeda antara kata dan perbuatan. Jika orang kafir 
secara terbuka mengemukakan kekafirannya, orang munafik justeru 
menyembunyikan kemunafikannya. Secara lahir ia perlihatkan perilaku 
seakan-akan ia sama dengan orang mukmin yaitu mempercayai nilai-nilai 
kebenaran, padahal yang sebenarnya ia tidak percaya dan berusaha 
melecehkan kebenaran dibelakang penglihatan orang mukmin. Orang 
munafik tak ubahnya musuh dalam selimut, sehari-hari ia bersama kita 
padahal ia memusuhi kita, mencuri peluang untuk mencelakakan kita. 
Tanda-tanda orang munafik menurut hadis Nabi ada tiga, yaitu (1) jika 
berkata dusta, (2) jika berjanji ingkar, (3) jika dipercaya khianat.
 
Karena kualitas itu bersifat psikologis, maka jarak antara satu 
kualitas dengan kualitas yang lain tidaklah seterang warna hitam dan 
putih, oleh karena itu seorang mukmin boleh jadi pada dirinya masih 
terdapat karakter-karakter fasiq, nifaq atau bahkan kufur. 
 
 
3. Mukhlis, Shabir dan Halim
Mukhlis, artinya orang yang ikhlas. Seorang dengan kualitas mukhlis 
adalah orang yang hatinya bersih dari keinginan memperoleh pujian. 
Semua perbuatannya, perkataannya, pemberiannya, penolakannya, 
perkataannya, diamnya, ibadahnya dan seterusnya, semata-mata 
dilakukan hanya untuk Allah SWT. Oleh karena itu baginya pujian orang 
tidak membuatnya berbangga hati, dan kekecewaan serta caci maki orang 
tidak membuatnya surut
 
Adapun shabir atau shabur, artinya adalah orang yang sabar atau 
penyabar. Menurut Imam Gazali, sabar artinya tabah hati tanpa 
mengeluh dalam menghadapi cobaan dan rintangan, dalam jangka waktu 
tertentu, dalam rangka mencapai tujuan. Jadi orang yang bisa sabar 
adalah orang yang selalu ingat kepada tujuan, karena kesabaran itu 
diperlukan adalah justeru demi untuk mencapai tujuan. Orang yang 
tidak sabar biasanya , karena lupa tujuan akhir, ia mudah terpedaya 
untuk melayani gangguan-gangguan yang tidak prinsipil, sehingga apa 
yang menjadi tujuan terlupakan dan segalanya menjadi berantakan.. 
Manusia dengan kualitas penyabar adalah sosok manusia yang ulet, tak 
kenal menyerah, tak kenal putus asa, dan tak kurang akal.. Al Qur'an 
menghargai manusia unggul yang penyabar, setara dengan seratus orang 
kafir (yang sombong, emosionil dan tak mempunyai nilai keruhanian) 
(Q/al Anfal, 65). Dalam keadaan normal. Al Qur'an menghargai peribadi 
penyabar setara dengan dua orang biasa (Q/8: 66).
 
Sedangkan manusia dengan kualitas halim, Al Qur'an memberi contoh 
sosok nabi Ibrahim. Dia adalah pribadi yang awwahun halim (Q/ at 
Taubah: 114). Nabi Ibrahim sebagai sosok model seorang yang 
berkualitas halim, memang sangat tepat, karena pada dirinya terkumpul 
sifat-sifat kecerdasan, kelembutan hati, belas kasih, dan perasaan 
mengkhawatirkan keadaan orang lain.. Ibrahim tidak memiliki perasaan 
marah dan benci termasuk kepada orang yang memusuhinya. Ketika Nabi 
Ibrahim lapor kepada Tuhan tentang kaumnya yang patuh dan yang 
durhaka, Nabi Ibrahim memohon kepada Tuhan agar mengampunni dan 
menyayangi kaumnya yang durhaka (faman tabi`ani fa innahu minni , 
waman `asoni fa innaka ghofu run rohiem (Q/14:36). 
 
4. Zalim dan Jahil
Zalim (sewenang-wenang) dan jahil (bodoh) keduanya merupakan penyakit 
yang dalam bahasa Arab disebut maradl.. Jika adil mengandung arti 
menempatkan sesuatu pada tempatnya (proporsionil), maka perbuatan 
zalim artinya menempatkan sesuatu tidak pada tempatnya. Orang zalim 
melakukan sesuatu tidak pada tempatnya secara sadar, disebut juga 
sewenang-wenang, sedangkan orang jahil suka melakukan hal yang sama 
tetapi tanpa keasadarannya karena kebodohannya. Orang pandai 
terkadang melakukan perbuatan zalim , yang bisa juga disebut sebagai 
perbuatan bodoh. Orang bodoh yang baik hati itu lebih baik daripada 
orang pandai yang zalim. Kezaliman orang bodoh biasanya hanya sedikit 
dampaknya, tetapi kezaliman orang pandai bisa berdampak sangat luas.

Sabtu, 15 Mei 2010

Ma'rifatul Insan (Mengenal Diri Sendiri)

Ma'rifatul Insan (Mengenal Diri Sendiri)

DEFINISI MANUSIA
Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang terdiri atas Jasad, ruh, dan Akal dan dimuliakan dengan tugas mengabdi kepada Allah dan sebagai khalifah dimuka bumi. (konsep “Tawazun’ ).
BAGAIMANAKAH MANUSIA ITU ?
Manusia diciptakan Allah dengan dikaruniai banyak keistimewaan dibandingkan dengan makhluk Allah yang lain, a.l :
1. Segi Penciptaan
þ Manusia diciptakan dari segenggam inti bumi yang didalamnya terkandung beberapa sifat yaitu sifat baik dan buruk, bahagia dan sedih, mulia dan hina. Yang mengistimewakan manusia dari makhluk yang lain yang bertebaran dimuka bumi ini karena Allah telah menciptakan langsung dengan tanganNYa dan menyuruh semua malaikat bersujud kepadanya.
þ Manusia tidak diciptakan dengan sia – sia. (Al Qiyamah : 36 – 38).
þ Manusia diciptakan dalam bentuk yang paling sempurna dan paling baik dibandingkan mahkluk Allah yang lain.
2. Segi Ilmu
Manusia dimuliakan dengan dikaruniai akal sehingga dapat menyerap ilmu, memahami, menjelaskan, serta mengembangkannya.” Yang membedakan manusia dari makhluk Allah yang lain, seperti hewan adalah keistimewaan dan kelebihan yang dimilikinya berupa ilmu, akal dan kemampuan menganalisa, maka apabila semua kelebihannya itu hilang , hilanglah pula yang membedakannya dengan hewan kecuali satu yaitu manusia dapat berbicara sedangkan hewan tidak (Miftahu Darus Sa’adah, Ibnu Qayyim, I / 167).
3. Segi Kehendak
Manusia dilebihkan dengan dipadukannya tiga unsur jiwa, yaitu kekuatan, syahwat, dan iradah (kecenderungan yang baik). Ia bisa memulai jalan yang baik dan bisa pula jalan yang buruk. Sekadar ilmu belum tentu bisa mengarahkan orang pada kebaikan, yang bisa mengarahkan pada kebaikan adalah kemauan dan kehendak yang kuat. Bisa jadi seseorang yang telah tahu bahwa mencuri itu perbuatan yang buruk, tetapi tetap ia lakukan.
Berbeda dengan malaikat yang hanya memiliki satu pilihan (tidak bisa berkehendak) yaitu taat pada Allah, Sang Pencipta sesuai dengan tugasnya masing–masing.
4. Segi Posisi
Allah memberikan kedudukan yang tinggi kepada manusia diantara makhluk lainnya, yakni sebagai pemimpin. Sehingga Manusia bisa memanfaatkan alam semesta ini untuk keperluan hidupnya. (Q.S All Baqarah:29, Hud(11):61)
5. Segi Komunikasi
Manusia dilebihkan dengan dua alat komunikasi : lisan yang digunakan untuk berbicara dan jari jemari yang digunakan untuk menulis. Jika kita perhatikan , seluruh makhluk hidup diberikan indera mulut dan alat suara, semuanya dapat berbicara dengan bahasa masing – masing, ada yang berkicau, mendengus, mecicit, dll. Sedang manusia, bisa berbicara dengan berbagai macam bahasa dan suara, termasuk menirukan suara binatang, dan bunyi–bunyian alam lainnya
6. Segi Tendensi Moral
Manusia memiliki peluang untuk ‘dibentuk’ menjadi baik atau buruk. Bahkan bisa berperan ganda –sebagaimana orang munafik . Berbagai macam sifat dan sikap bisa ia miliki sekaligus. Dan sangat berbeda dengan binatang, binatang sulit atau bahkan tidak bisa dibentuk dengan sifat dan karakter yang bermacam–macam.
‘ Setiap bayi yang dilahirkan dilahirkan itu dalam keadaan fitrah. Maka kedua orangtuanyalah yang mempengaruhi hingga menjadi Yahudi, Nashrani, dan atau Majusi.’( Hadist sahih, telah dishahihkan oleh Al-Albani dalam Jami’Ash-Shaghir 4/181).
7. Manusia dilebihkan dengan sifat malu. Ibnu Qoyyim berkata, ”Perhatikanlah satu macam sifat yang hanya dikaruniakan Allah kepada manusia dan tidak kepada yang lain yaitu sifat malu, bahwa sifat malu adalah akhlaq yang paling agung dan mulia serta paling tinggi kedudukannya dan paling banyak manfaatnya bagi manusia, bahkan merupakan ciri khusus bagi eksistensi manusia. Sehigga barangsiapa yang tidak memiliki rasa malu, maka telah hilang eksistensii kemanusiaannya kecuali ia hanya seonggok daging yang teraliri darah.
8. Bahwa perintah – perintah Allah tidak pernah terlepas dari diri manusia sejak ia masih berbentuk janin dalam rahim seorang ibu sampai akhir hayatnya (ketika ia bertemu Rabbnya ).
Demikianlah antara lain keistimewaan manusia dibandingkan dengan makhluk Allah yang lain. Manusia diciptakan dengan banyak kelebihan , namun jika keliru mengambil jalan hidup, ia bisa mencapai derajat yang paling rendah ketimbang binatang sekalipun.
“Mereka itu seperti binatang ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang – orang yang lalai.” (Al A’raf (7):179).
Keistimewaan manusia ini penuh dengan konsekuensi yang menyertai misi keberadaannya di muka bumi ini. Selain dikaruniai banyak kelebihan dan keistimewaan , manusia juga dikaruniai banyak kelemahan yang merupakan sifat dasar manusia, kelemahan itu antara lain :
1. Tergesa – gesa (QS. Al Isra’ : 11, QS. Al Anbiya’ 21)
2. Lemah (QS. An Nissa’: 28)
3. Bodoh (QS.AL Ahzab : 72)
4. Suka membantah (QS. Al Kahfi: 54)
5. Kikir dan keluh kesah (QS. Al Ma’arij : 19, QS. Al Isra’ : 100)
6. Ingkar (QS. Al ‘Aadiyaat : 6, QS. Al Hajj : 66, Ibrahiim (14) : 34, Az Zukhruf (43) : 15
7. Putus Asa (QS. Haa Mim Assajdah : 49, QS. Al Isra’ : 83)
8. Berlebih – lebihan (QS. Yunus : 49)
9. Lalai (QS Al A’raf :179)
10. Susah payah (QS. Al Balad :4)
Tetapi apakah kemudian kita diam saja, memang kita sebagai makhluk mempunyai keterbatasan , Allah menyatakan kita bodoh ya karena memang ilmu Allah jauh lebih luas dari ilmu yang kita miliki. Tetapi tidak kemudian karena kita mengakui kebodohan itu, kita tidak mau berusaha untuk menjadii lebih pandai,dsb. Sifat - sifat buruk ini bisa saja dominan ketika kita memperturutkan hawa nafsu dan keinginan kita. Namun Apakah manusia memilih jalan kebaikan atau keburukan semua itu akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah. QS Al Isra’ (17) : 36. Nha, makanya manusia dituntut untuk benar dalam menentukan pilihan kehidupan di dunia agar nanti di ‘sono’nya bisa memprtanggungjawabkan dengan baik di hadapan Allah.
UNTUK APA MANUSIA ITU …?
Sesungguhnya kehadiran manusia dimuka bumi ini tidak untuk main–main dan senda gurau, tetapi dengan suatu kepastian arah dan tujuan. Bahkan sebelum limpahan tugas dan tanggungjawab besar itu dibebankan kepada manusia telah ditawarkan kepada makhluk Allah yang lain. QS. Al Ahzab (33): 72. Tampak disini tugas manusia tidaklah ringan, terbukti tak satupun makhluk Allah yang berani memikulnya. Sedang tugas manusia itu sebenarnya adalah :
1. Tugas Ibadah
QS Adz Dzariyat (51) : 56. Ibadah adalah segala amal perbuatan yang diniatkan karena Allah dan unutk mendapat ridlo Allah semata. Sehingga amat pentinglah arti niat itu, sebagaimana Sabda Rosululloh SAW, Sesungguhnya sah tidaknya sebuah amal tergantung ada niat,…(HR, Bukhari – Muslim).
2. Tugas Khalifah
QS An Naml (72):62.Tugas Kekhalifahan ini berhubungan erat dengan tugas yang pertama, yakni ibadah kepda Allah secara total

Kamis, 13 Mei 2010

Ibadah, Sebuah Kebutuhan

Rasa penghambaan adalah salah satu manifestasi tertua spirit manusia dan dimensi terpenting eksistensi manusia. Kajian lembaran sejarah kehidupan umat manusia, menunjukkan selama manusia ada, disana terdapat penghambaan atau ibadah. Akan tetapi di setiap masa, bentuk penyembahan di berbagai etnis dan suku, beraneka-ragam. Sebagian orang menyembah matahari dan bintang dan sebagian lainnya menyembah berhala yang terbuat dari batu maupun kayu.
Dengan meningkatnya pengetahuan serta kesadaran manusia di bawah bimbingan para nabi, manusia mengenal Allah swt Maha Pencipta, Maha Bijaksana dan Maha Esa. Terkait hal ini, William James, psikolog asal AS, mengatakan, "Manusia dapat menemukan pendamping sempurna diri dalam dunia pemikiran internal dirinya. Mayoritas manusia, baik secara sengaja maupun tidak, tetap kembali pada hati nuraninya. Menyusul perhatian besar ini, manusia yang paling hina di dunia akan merasa dirinya sebagai eksistensi penting dan bernilai."
Menciptakan pahlawan legendaris, serta kecenderungan mengorbankan diri untuk Tuhan dan tanah air muncul dari rasa penyakralan manusia yang ingin menjadi sosok yang dipuja. Untuk itu, kebanyakan manusia dalam sepanjang sejarah cenderung menyembah makhluk lemah maupun benda mati. Fenomena ini merupakan penyimpangan dari jalan utama dan sebenarnya.
Sejumlah besar bertanya; apakah keuntungan yang didapatkan manusia dari rasa penghambaan? Menurut para pakar, rasa penghambaan merupakan sebuah naluri yang bermula dari wujud lemah yang menuntut kesempurnaan. Manusia senantiasa menginginkan dirinya terbang menembus keterbatasan wujudnya menuju ufuk yang tinggi. Dengan menyembah, manusia akan mencapai hakikat sebenarnya yang di sana tidak ada kehampaan, keterbatasan, keburukan dan kekurangan. Sebagaimana dikatakan Einstein, "Dalam keadaan menyembah, seseorang merasakan kecilnya harapan-harapan dan tujuan manusia, serta merasakan kebesaran dan keagungan di balik alam semesta."
Iqbal Lahore, penyair dan pemikir Pakistan menyebut ibadah sebagai perbuatan vital dan konvensional. Melalui ibadah itu, manusia dapat memahami posisi dirinya di tengah kehidupan ini. Sejatinya, penyembahan tidak terbatas pada manusia saja. Seluruh makhluk di alam semesta ini bergerak mengarah kepada Allah swt. Seluruh bagian di dunia ini berjalan di jalur kasih sayang Ilahi.
Dalam pandangan Quran, seluruh makhluk di alam semesta menyembah sang pencipta. Semua manusia secara sadar maupun menyembah Zat Yang Haq. Allah swt dalam ayat 44 surat al-Isra mengingatkan, "Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatu pun melainkan bertasbih memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun".
Di mata filosof muslim Farabi, perputaran langit, gerakan bumi, turunnya hujan dan aliran air menunjukkan penyembahan dan ibadah mereka kepada Allah.
Tuhan yang Maha Esa adalah wujud yang paling sempurna dan sifat-sifatnya yang juga merupakan Zat-Nya, tidak memiliki cacat sedikit pun. Hubungan Allah swt dengan alam semesta berdasarkan pada penciptaan, pengaturan, karunia dan kemurahannya. Ketika kita mengenal-Nya dengan keutamaan tersebut, pengenalan itu membentuk hubungan ketundukan dan rasa syukur kepada Allah yang disebut dengan ibadah. Tuhan yang menguasai seluruh alam semesta dan mengatur seluruh urusan di langit dan bumi, memberikan kekuatan kepada manusia yang mempersembahkan ketenteraman hati dan ketenangan jiwa dalam hidupnya.
Dengan demikian, seluruh manusia, bahkan sebagian mereka yang berpandangan materialis, memerlukan penyembahan dalam hidupnya. Sejumlah orang yang berada dalam lingkungan yang tertutup dan terjerat dalam rutinitas serta terjebak dalam keputusasaan dan stres, menginginkan bercengkerama dengan hakikat terbaik dan menyembahnya. Pada prinsipnya, karakteristik manusia senantiasa menginginkan aman dari bahaya dan merasa tenteram. Ajaran Islam memperhatikan kebutuhan manusia tersebut dan berupaya memelihara rasa penghambaan untuk mencapai hakikat dan kesempurnaan.
Shalat adalah bentuk penyembahan dan penghambaan paling jelas dalam agama Islam. Selain itu, shalat merupakan pilar agama. Ketika orang yang mendirikan shalat merasakan lezatnya zikir kepada Allah yang keluar dari mulutnya, maka segala kesombongan dalam dirinya akan hilang. Dalam kondisi demikian, hati dan spirit manusia akan menuju kesucian dan kesempurnaan.

Rabu, 12 Mei 2010

Rumusan Pola Pikir dan Pendekatan


Untuk menggali “pola pikir”, maka kita perlukan kesamaan dalam suatu pengertian yang terkait dengan kata tersebut. Dalam hal ini kita uraikan kata POLA : (P)rinsip, (O)rgansir, (L)atihan, (A)ktualisasi ; sedangkan kata PIKIR : (P)embenaran, (I)ntlegensia, (K)ekuatan, (I)ntergrasi, (R)asional.
Jadi POLA PIKIR, bila dirumuskan menjadi untaian kalimat yang bermakna, maka Pola Pikir adalah menjalankan (P)prinsip-prinsip dalam meng(O)rganisir daya kekuatan pikiran kedalam konsepsi dimana kekuatan (L)atihan kedalam (A)ktualisasi membentuk agar (P)embenaran dengan pemanfaatan (I)ntelegensia sebagai suatu (K)ekuatan yang di (I)ntergrasiksn secara (R)asional.
Dengan memperhatikan pemahaman rumusan diatas, maka yang menjadi masalah bagaimana caranya anda mampu untuk mengungkit kemampuan memanfaatkan otak dalam berpikir, dalam hal ini akan sangat bergantung kepada seberapa jauh anda dapat merumuskan kembali yang terkait dengan PENDEKATAN apa yang akan anda gunakan dalam menggali kekayaan terbesar yang ada dalam OTAK untuk dapat dimanfaatkan.
Sejalan dengan pemikiran diatas, maka pendekatan yang kita gunakan dalam memaksimumkan pemanfaatan otak dalam menemukan jati diri sebagai manusia dalam wujud tanpa topeng kepalsuan sebagai berikut:
Pertama, “pendekatan dengan menggali makna BAKAT yag tersembunyi dalam diri”, maka disini anda lebih banyak menggerakkan kekuatan otak dengan pola pikir yang tidak sadari artinya lebih menekankan kekuatan dari menghayati yang kita sebut dengan “intuisi”(hasil kerja hati dengan penghayatan) anda sendiri melalui suatu kemampuan untuk menggerakkan kekuatan kebiasaan pikiran dalam mengetuk dinding jiwa dalam meretas jalan menjadi diri sendiri.

 Kedua, “pendekatan dengan menggali makna arti berdasarkan pengetahuan dari pengalaman”, maka disini anda lebih menekankan kemampuan berpikir yang disadari berarti ada niat untuk menggali tambang emas yang ada pada anda sebagai manusia ciptaan Allah SWT, disatu sisi ia harus merencanakan, menggerakkan, memimpin dan mengawasi terhadap unsur memori, emosi dan naluri yang ada dalam otak dan disisi lain bagaimana ia memberdayakan alat berpikir berupa kesadaran, kecerdasan dan akal untuk merumuskan dan memecahkan masalah dalam berpikir.
Ketiga, “pendekatan dengan menggali makna perjalanan hidup abadi”, maka anda berpikir ingin mendapatkan barokah yang bersumber dan merupakan karunia dari sifat Rahman-Rahim (Rahmat)Nya semata berarti anda berpikir memanfaatkan otak mencari jawaban bagaimana syariat lahir adalah untuk diamalkan oleh jasad batin. Oleh karena itu lahir batin anda yang berpadu erat tanpa terpisah-pisah, maka amalan lahir dan batin wajib dilaksanaksanakan serentak dalam satu masa di semua waktu dan keadan.
Dengan demikian hikmah berpikir itu harus dapat juga diaktualisasikan untuk kebaikan dirinya dan orang lain, maka disitulah anda akan menemukan tentang diri anda dengan mengkoordinasikan, mengintegrasikan, mengsinkronisasikan (3M) dari proses pemberdayaan otak untuk melakukan perubahan dalam bersikap dan berperilaku di dunia dan didalam kesiapan memasuki hidup di akhirat
Untuk memberi daya dorong, apakah anda memiliki kemampuan untuk menggali pola pikir sebagai kekayaan terbesar, maka sangat tergantung kesiapan anda dalam melaksanakan ketiga pendekatan tersebut diatas kedalam usaha meperkuat daya kemauan kedalam langkah mengetuk dinding jiwa dalam membangkitkan kebiasaan pikiran.

Selasa, 04 Mei 2010

kisah tanpa judul

Motivasi untuk terus menghadapi kehidupan

Hidup di zaman susah begini,rasanya sulit dan berat. Pikiran tiap hari hanya berapa duit yang bisa aku kumpulin hari ini? Akibatnya banyak dari kita yang menyanyangkan nasib dan memilih untuk berputus asa dan menjalani Hidup ala kadarnya. Padahal mereka yang berani berbuat itu hanya menentang hukum kesuksesan Tuhan sehingga ia justru merugi.

Mensyukuri Hidup

Walau hidup memang sangat sukar dijalani bukan berarti kita harus terus-menerus menunjukkan gejala dan perilaku untuk mengeluh dan membenarkan sikap kita. Ada kalanya anda harus bisa berpikir tenang dan tidak gelisah. Kalau begitu lihatlah anda akan mudah berpikir jernih dan positif, dengan melakukan itu anda selain sudah membantu anda sendiri juga sudah ikut membantu orang lain yang kesusahan memikirkan diri anda.

Setiap dari kita tentu harus memberikan makna untuk kehidupan? Syukurilah bila anda masih memiliki Bapak dan Ibu, Kakak dan adik, dengan mereka anda bisa membagi keberadaan anda dan memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi penguatan hidup mereka. Sehingga nantinya anda bisa saling merawat dan membina kehidupan seoptimal Anda bisa.

Untuk memudahkan pandangan anda untuk selalu dapat bersyukur atas kehidupan sering-seringlah menengok orang di bawah kita yang tidak memiliki seperti yang kita miliki. Tentu anda harus bahagia karena ternyata anda masih lebih beruntung dibanding orang-orang di sekeliling anda yang tak bisa mengecap keberuntungan seperti anda.Koreksilah diri kita sendiri, apakah selama ini kita telah mensyukuri semua yang sudah kita peroleh, apakah itu kesehatan, pengalaman kerja, kasih sayang dari seseorang. Kalau kita belum mampu untuk mensyukuri itu berarti kita memang belum pantas untuk mendapatkan yang lebih dari pada itu.
Marilah selalu bersemangat untuk melanjutkan kehidupan. karena masih banyak orang yang membutuhkan keberadaan diri kita. Maka memiliki motivasi di setiap saat merupakan hal yang mutlak agar langkah kita tak gampang goyah ditimpa musibah.

Motivasi
Hidup walau sesulit dan sepahit apapun harus tetap punya harapan. Kita perlu me-”motivasi diri sendiri ” agar terus berdaya menghadapi hari esok.

Cara meningkatkan motivasi

1. Beri hadiah kepada diri sendiri untuk memperkuat perilaku tertentu dan keberhasilan tertentu yang anda capai. Selalulah memberikan ucapan ”selamat’ kepada diri sendiri bila berhasil. Kalau tidak, Anda akan terbiasa menurunkan kebiasaan untuk bersikap riang.

2. Buatlah sasaran kerja secara yang efektif. Tetapkan sasaran untuk menjadi lebih baik dari hari ke hari, bukan menjadi yang sempurna. Milikilah tujuan yang lebih rinci, realistis, dan berada di bawah kendali kita .
3. Pahami lingkungan dan diri sendiri. Cermati dan kenali diri Anda sebaik-baiknya, agar anda mengerti bagaimana sebenarnya watak khusus anda untuk berhadapan dengan dunia di luar anda.

Selamat berjuang terus