Sabtu, 31 Juli 2010

Tiada Manusia Yang Sempurna
Allah Subhanahu wa Ta’ala menciptakan makhluk hidup dengan berpasang-pasangan. Allah jua yang menciptakan rasa saling tertarik kepada lawan jenis dan saling membutuhkan sehingga dengan itu dapat saling mengasihi dan mencintai untuk mendapatkan ketenangan dan kecintaan disamping melahirkan keturunan dalam kehidupannya. Untuk itulah Islam memerintahkan umatnya untuk melangsungkan pernikahan apabila telah memenuhi syarat yang telah ditetapkan.
Bila berbicara masalah pernikahan maka tidak terlepas dari individu-individu yang akan melaksanakannya. Sebagai manusia yang normal, adalah hal yang wajar jika mempunyai kriteria yang ideal terhadap calon pasangan hidup yang diinginkan. Misalnya bagi laki-laki yang normal akan menginginkan calon istri wanita yang berparas ayu lagi cantik, dari keluarga kaya, berotak pintar, keturunan orang baik-baik, berakhlak mulia, pandai berbaul, serta bisa membantu mencari nafkah, dan sebagainya. Begitu juga wanita ingin punya suami yang ganteng, kaya, sabar, pinter, bertanggung jawab, setia, berakhlak memikat, dan sebagainya.
Akibat kriteria yang terlalu tinggi ini, tidak sedikit laki-laki atau perempuan yang lebih senang membujang, karena kesulitan untuk mencari pasangan hidup yang diinginkan. Orang-orang yang dikenalnya tidak sesuai dengan keinginan dan dambaannya, mereka lebih baik menunda nikah daripada melaksanakan sunnah Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam.
Sering kita lupa … bahwa tidak ada seorang pun yang diciptakan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan sempurna, sekalipun Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam, akan tetapi beliau ma’sum karena terpelihara dari segala kesalahan (dapat teguran langsung dari Allah jika melakukan kesalahan).
Sedangkan manusia pada umumnya adalah makhluk yang mempunyai banyak kelemahan, di antaranya yang telah Allah Subhanahu wa Ta’ala sebut dalam Al Qur’an :
“Allah hendak memberikan keringanan kepadamu dan manusia dijadikan bersifat lemah.” (QS. An Nisa’ : 28)
Manusia diciptakan Allah suka keluh kesah. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala :
“Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir.” (QS. Al Ma’aarij : 19)
“Yaitu orang-orang yang kikir dan menyuruh orang lain berbuat kikir dan menyembunyikan karunia Allah yang telah diberikan-Nya kepada mereka … .” (QS. An Nisa’ : 37)
Allah Subhanahu wa Ta’ala yang menciptakan manusia dengan aneka ragam bentuk anggota badan, berbagai bentuk paras wajah, dan berbagai kepribadian yang kesemuanya ini tidak ada yang sama, sekalipun dua anak kembar dari satu sel, Subhanallah. Ada yang berparas ayu, manis, bahkan sangat cantik. Juga ada yang berwajah sedang, tidak ayu, bahkan jelek. Ada pula lelaki yang bertubuh besar tinggi, kekar, atau gadis yang anggun dan tinggi semampai. Ada yang anggota tubuhnya sempurna juga ada yang kurang bahkan tidak sempurna. Ada yang berkulit putih, kuning langsat, sawo matang, merah, bahkan hitam pekat. Semua ciptaan Allah dan Allah juga yang telah menyediakan pasangannya.
Memang ada manusia yang mencakup 4 kriteria yang disabdakan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam sebagai kelebihan dalam dirinya. Cantik/tampan, dari keluarga yang mampu dan kaya, keturunan orang baik-baik, dan baik Dien-nya (agamanya). Jika kita diberi oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala pasangan yang seperti ini maka seharusnyalah kita banyak bersyukur kepada-Nya karena sangatlah jarang kita dapati di masa sekarang ini. Walaupun demikian tetap tidak akan terlepas daripada kekurangan yang ada pada sisi lain.
Dengan sifat kebijakan Allah Ta’ala dan keadilan-Nya, Dia tuntunkan pada hamba-Nya dalam mencari pasangan hidup. Ditekankan pada hal Dien-nya (agamanya). Seseorang tidaklah selalu memiliki paras cantik, tidak semua dilahirkan dari keturunan yang baik, dan tidaklah banyak yang dari keluarga kaya. Akan tetapi untuk menjadi orang yang baik agamanya, semua orang dapat memilikinya bagaimanapun keadaannya, tak terkecuali. Dimuliakannya seseorang dalam hal agamanya, karena faktor keimanan dalam hatinya.
Kesimpulannya tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini. Apakah tidak ada makhluk Allah yang sempurna? Jawabnya, ada. Makhluk Allah Subhanahu wa Ta’ala yang sempurna adalah yang ada di Surga, yaitu para bidadari dan wildan. Mereka diciptakan Allah Subhanahu wa Ta’ala sebagai pasangan untuk manusia di Surga. Bidadari tersebut berparas sangat cantik, montok-montok, selalu harum baunya, dan selalu dalam keadaan gadis. Tidak ada kekurangan padanya. Gambaran bidadari di Surga banyak kita dapati dalam Al Qur’an. Di antaranya :
“Mereka bertelekan di atas dipan-dipan berderetan dan Kami kawinkan mereka dengan bidadari-bidadari yang cantik bermata jeli.” (QS. Ath Thuur : 20)
“Dan (di dalam Surga itu) ada bidadari-bidadari yang bermata jeli. Laksana mutiara yang tersimpan baik.” (QS. Al Waqi’ah : 22-23)
“Di dalam Surga-Surga itu ada bidadari yang baik-baik lagi cantik-cantik.” (QS. Ar Rahman : 70)
Mereka disiapkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk para hamba-hamba-Nya yang beriman, yang selalu mengekang hawa nafsunya di dunia ini, dan menjalankan perintah-Nya. Wallahu A’lam Bis Shawab.

Minggu, 25 Juli 2010

LELAKI TUA DAN LAUT

Lelaki Tua dan Laut menceritakan perjuangan epik antara seorang nelayan tua yang berpengalaman dengan seekor ikan mersuji raksasa yang dikatakan merupakan tangkapan terbesar dalam hidupnya.

Novel itu bermula dengan menerangkan bahawa nelayan itu yang bernama Santiago (tetapi hanya dirujuk secara tidak langsung di luar dialog sebagai "si orang tua") telah tidak menangkap sebarang ikan selama 84 hari. Dia kelihatan bernasib malang dan Manolin, perantisnya yang muda, telah dilarang oleh ibu bapanya untuk belayar dengan orang tua itu dan diarahkan untuk menangkap ikan dengan nelayan-nelayan yang lebih berjaya. Masih bertaat setia kepada si orang tua itu, budak itu melawat teratak Santiago pada setiap malam untuk menarik peralatan menangkap ikan, memberi makanan kepadanya, serta untuk membincangkan besbol Amerika — khususnya tentang Joe DiMaggio, pemain pujaan Santiago. Santiago memberitahu Manolin bahawa pada hari berikut, dia akan pergi jauh ke Teluk untuk menangkap ikan dan yakin bahawa nasib malangnya akan berakhir.

Oleh itu pada hari ke-85, Santiago pergi seorang jauh ke Teluk dengan sampannya. Dia menurunkan tali kail dan menjelang tengah hari pada hari pertama, seekor ikan besar yang dia yakin adalah seekor ikan mersuji memakan umpannya. Tidak berupaya menarik ikan mersuji yang besar itu, Santiago mendapati bahawa ikan itu sebaliknya menarik sampannya. Dua hari dan dua malam berlalu dengan orang tua itu menahan tegangan tali kail dengan badannya. Walaupun dia dicederakan oleh perjuangan dan dalam keadaan sakit, Santiago mengungkapkan penghargaan yang penuh belas kasihan kepada lawannya, dan sering merujuk kepada ikan itu sebagai adik lelakinya.

Pada hari ketiga pengalaman pahit itu, ikan mersuji itu mula mengelilingi sampannya dan menandakan keletihannya kepada si orang tua itu. Santiago yang kini amat letih dan hampir dalam keadaan racauan, mencari kekuatan untuk menempuling ikan mersuji itu dan membunuh ikan itu ketika ikan itu menerpa keluar daripada air.

Santiago mengikat ikan mersuji itu pada sampan dan semasa menuju balik ke rumah, dia berfikir tentang harga tinggi yang akan diterimanya di dalam pasar, dan berapa banyak orang yang dapat diberikan makanan. Orang tua itu memutuskan bahawa disebabkan oleh kemuliaan ikan itu yang agung, tiada sesiapa yang berlayak memakan ikan itu.

Semasa Santiago meneruskan perjalanannya balik ke pantai, ikan-ikan yu tertarik kepada jejak darah yang ditinggalkan oleh ikan mersuji di dalam air. Yang pertama ialah seekor yu mako yang dibunuh oleh Santiago dengan tempulingnya, tetapi senjata itu hilang dalam proses pembunuhan itu. Santiago mencipta tempuling yang baru dengan mengikat pisau pada hujung dayungnya untuk menghalau barisan ikan yu yang berikut; pada keseluruhannya, tujuh ekor ikan yu dibunuh. Tetapi menjelang malam, ikan-ikan yu telah makan seluruh ikan mersuji dan hanya meninggalkan rangka. Orang tua itu mengecam diri kerana mengorbankan ikan mersuji itu. Apabila akhirnya tiba di pantai sebelum waktu subur, dia berjalan balik ke teratak dengan susah payah semasa memikul tiang sampan pada bahunya. Ketika tiba di rumah, dia rebah ke katil dan tidur dengan lena.

Tidak tahu tentang perjalanan orang tua itu, sekumpulan nelayan berkumpul pada hari keesokannya di sekeliling sampan yang rangka ikan masih diikat padanya. Pelancong-pelancong di kedai kopi yang berhampiran salah menganggap ikan itu sebagai ikan yu. Manolin yang berasa risau tentang usaha orang tua itu menangis ketika mendapati bahawa orang tua itu sedang tidur dengan selamat. Budak itu membawa surat khabar dan kopi kepadanya. Apabila orang tua itu bangun daripada tidurnya, mereka berjanji akan menangkap ikan bersama-sama semula lagi. Ketika Santiago tidur semula, dia bermimpi tentang singa-singa di pantai Afrika.

..::Blog Guruku::..: Perangkat Pembelajaran

..::Blog Guruku::..: Perangkat Pembelajaran

Sabtu, 17 Juli 2010

KESALAHAN ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK

Sering secara tidak disadari, beberapa orang tua melakukan kesalahan dalam mendidik anak mereka. Apa yang akan terjadi jika anak dibesarkan dalam kondisi yang dipenuhi dengan kekerasan? Tentu, ia akan mengadopsi cara-cara yang sering ia lihat ke dalam kehidupannya kelak. Meski tak selalu, lingkungan memang sangat berpengaruh terhadap kehidupan anak selanjutnya, termasuk bagaimana orang tua mendidik mereka.

Anak yang dibesarkan dalam situasi keluarga yang nyaman tentu berbeda dengan anak yang selalu diberi hukuman fisik oleh orang tuanya. Sayangnya, tak sedikit orang tua yang tidak tahu bagaimana cara memberikan lingkungan yang baik bagi pertumbuhan optimal anak. Akibatnya, anak pun tumbuh tidak sebagaimana yang diharapkan.


Nah, berikut ini adalah 10 hal yang harus dihindari dalam mendidik anak:

1. Terlalu lemah
Misalnya, selalu memenuhi semua permintaan anak. Anak tidak diajar untuk mengenal hak dan kewajiban. Akibatnya, anak menjadi terlalu penuntut, impulsif (gampang melakukan tindakan tanpa perhitungan), egois, dan tidak memperhatikan kepentingan orang lain.

2. Terlalu menekan
Misalnya, orang tua terlalu mengatur dan mengarahkan anak, tanpa memperhatikan hak anak untuk menentukan keinginannya sendiri, atau untuk mengembangkan minat dan kegiatan yang ia inginkan. Akibatnya, anak akan menjadi lamban, selalu bekerja sesuai perintah, tidak memiliki pendirian, dan suka melawan.

3. Perfeksionis
Orang tua menuntut anak untuk menunjukkan kematangan sikap atau target tertentu yang umumnya melebihi kemampuan yang wajarnya dimiliki anak. Akibatnya, anak akan terobsesi untuk meraih prestasi yang diharapkan orang tuanya. Ia juga akan menjadi terlalu keras dan kritis terhadap dirinya sendiri.

4. Tidak memberi perhatian
Orang tua hanya menyediakan sedikit waktu untuk memperhatikan setiap perkembangan anak, atau membantu anak menempuh tahap demi tahap perkembangannya. Akibatnya, anak tak mampu membina hubungan dengan lingkungannya dan akan tumbuh menjadi anak yang impulsif.

5. Terlalu cemas akan kesehatannya
Orang tua terlalu berlebihan mencemaskan kondisi fisik anak. Padahal, secara obyektif, anak sehat. Sakit sedikit saja, orang tua cemasnya minta ampun. Akibatnya, anak akan mudah merasa tak sehat dan ikut merasakan kecemasan yang sama. Enggan bermain, takut jatuh, dan sebagainya.

6. Terlalu memanjakan
Misalnya, terus-menerus menghujani anak dengan barang-barang mahal atau memberikan pelayanan istimewa, tanpa mempertimbangkan apa yang sesungguhnya dibutuhkan anak. Akibatnya, anak bisa menjadi anak yang gampang bosan, kurang inisiatif, dan tak memiliki daya juang.

7. Tidak pernah memberi kepercayaan
Orang tua selalu meramalkan kesalahan yang belum tentu dilakukan anak. Orang tua juga selalu mengkritik anak, bahkan untuk hal-hal yang seharusnya tak perlu kritikan. "Kamu, sih, nanti kalau jatuh, bagaimana?" Akibatnya, anak akan menjadi seorang yang pesimis, rendah diri, dan cenderung mengembangkan hal-hal yang selalu dilarang orang tua.

8. Menolak kehadiran anak
Misalnya, jenis kelamin anak tak sesuai dengan harapan orang tua, sehingga orang tua cenderung menolak menjadikan anak sebagai bagian dari keluarga. Akibatnya, semua tindakan yang dilakukan orang tua selalu merugikan anak. Anak bisa rendah diri dan menunjukkan sikap bermusuhan terhadap orang tua.

9. Suka menghukum
Orang tua bersikap agresif terhadap kesalahan-kesalahan yang dilakukan anak, dan cenderung memilih memberikan hukuman fisik dengan alasan mengajarkan disiplin. Bisa-bisa anak akan menganggap kekerasan sebagai sesuatu yang wajar dilakukan dan akan melakukan hal yang sama terhadap keluarganya kelak.

10. Suka menggoda
Orang tua cenderung melecehkan keberadaan anak dengan sering mengolok-olok dan mengungkapkan kekurangan anak di depan orang banyak. Akibatnya, anak akan merasa tidak dihargai dan rendah diri.

http://unhicommunity.blogspot.com/2009/09/10-kesalahan-dalam-mendidik-anak.html

Minggu, 11 Juli 2010

EMAS EMAS YANG TERKANDUNG DALAM DIAM

Ada pepatah keren yang menyebutkan "Diam Itu Emas". Tepat sekali. Dalam kehidupan kita, mungkin banyak yang sudah mengetahui peribahasa ini. Beruntung kepada setiap orang yang memahami dan mempercayainya. Karena saya sendiri telah membuktikan. Lantas jika kita sudah mengetahui diam itu emas, apakah kita tidak akan sangat menginginkannya? Bukankah emas barang mahal? Mari kita selidiki apa saja emas-emas yang terkandung dalam 'diam'.

Ngirit Masalah
Maksud ngirit masalah adalah saat kita memutuskan untuk diam, kemungkinan timbulnya masalah atau pertikaian karena salah bicara jadi berkurang. Tidak ada salah paham, tidak menyakiti perasaan karena kata-kata, tidak ada masalah.

Ngirit Dosa
Jika tidak ada masalah, maka tidak ada dosa yang bisa menambah. Dan tidak ada masalah karena kita bersikap diam tidak banyak bicara. Dosa yang timbul dari perkataan sangat tidak kentara, jika kita tidak begitu tahu apa yang kita bicarakan maka diam adalah jalan keluar terbaik.

Hati Yang Terjaga
Karena sifat diam yang akan membuat seseorang menjadi lebih tenang sehingga ia bisa mengontrol hati dari hal-hal yang tidak baik. Hati kita akan lebih menghindari sifat-sifat tercela seperti ujub, riya', takabur, dan penyakit hati lainnya. Hati yang terlatih ini akan lebih banyak berzikir dan berdoa sehingga kita terhindar dari mati hati.

Membuat Alam Pikiran Lebih Bijak
Ketika kita diam, kita bisa menjadi pendengar yang baik dan memiliki kepekaan lebih kepada orang lain. Maka apa-apa yang kita pikirkan nantinya bermanfaat. Saat menghadapi masalah kita menjadi lebih cermat dan memutuskan jalan keluar dengan bijaksana.

Memunculkan Hikmah
Seseorang yang banyak terlatih untuk diam memiliki tanda di dalam wajahnya. Wajah cemerlang dan ceria yang tulus karena kepintarannya menata hati. Orang-orang yang mendekatnya akan merasakan cahaya hati yang nyaman darinya. Allah sendiri yang menurunkan karunia ini. Karena sifat tidak banyak bicara yang ia lakukan bertujuan untuk membersihkan diri.

Berwibawa
Diam sangat berpengaruh pada perangi kita di mata masyarakat. Kepribadian diri akan terlihat lebih disegani dan dihargai. diam memunculkan kewibawaan tersendiri yang berdampak positif bagi perilaku masyarakat terhadap kita. Kehormatan dan harga diri dapat kita jaga dengan bersikap diam.

Kesimpulannya: diam adalah menahan diri dari perkataan dan perbuatan sia-sia yang tidak mendatangkan manfaat sedikitpun. Diam bukan berarti membiarkan sesuatu, tetapi lebih pada bagaimana mengarahkan pembicaraan dan sikap yang lebih berguna dan bermakna. Tetap berpegang teguh pada percakapan tulus, cermat, pada kondisi yang tepat.

Minggu, 04 Juli 2010

HUKUM MEWARNAI RAMBUT


Rasulullah SAW melarang untuk mewarnai rambut dengan warna hitam. Sedangkan bila warnanya bukan hitam maka tidak ada larangan. Sesuai dengan hadits Rasulullah SAW : “Orang Yahudi dan Nashara tidak menyemir rambut, maka kamu berbedalah dengan mereka.” (HR Bukhari)
“Sesungguhnya sebaik-baik alat yang kamu pergunakan untuk mengubah warna ubanmu adalah hinna‘ dan katam.” (HR at-Tirmidzi dan Ashabus Sunnan)
Hinna‘ adalah pewarna rambut berwarna merah sedangkan katam adalah pohon Yaman yang mengeluarkan zat pewarna hitam kemerah-merahan.
Namun demikian, untuk tujuan tertentu dibolehkan untuk mengecat rambut putih dengan warna hitam, meski para ulama berbeda pendapat dalam menghukuminya.
Ulama Hanabilah, Malikiyah dan Hanafiyah
Mereka menyatakan bahwasanya mengecat dengan warna hitam dimakruhkan kecuali bagi orang yang akan pergi berperang. Hal itu lantaran ada ijma'' yang menyatakan kebolehannya.
Maksudnya boleh karena mau pergi berperang adalah untuk memperdaya musuh, seolah-olah tentara Islam itu masih muda-muda, lantaran rambutnya masih berwarna hitam. Padahal mungkin saja ada yang sudah mulai beruban dan rambutnya berwarna putih.
Dan ''illat (alasan) yang paling utama dari haramnya menghitamkan rambut memang pada masalah memperdaya orang lain. Seolah-olah masih muda padahal sudah ubanan. Namun khusus dalam perang melawan orang kafir, dibolehkan berbohong dan memperdaya lawan.
Karena tentang kondisi perang, Nabi Saw bersabda : “perang adalah tipu daya.” (mukhtarul ahadits)
Abu Yusuf dari Ulama Hanafiyah
Beliau berpendapat bahwasanya mengecat rambut dengan warna hitam dibolehkan. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah SAW:
Sesungguhnya sebaik-baiknya warna untuk mengecat rambut adalah warna hitam ini, karena akan lebih menarik untuk istri-istri kalian dan lebih berwibawa di hadapan musuh-musuh kalian (Tuhfatul Ahwadzi 5/436)
Rupanya kebolehan mengecat uban dengan warna hitam, selain dibolehkan untuk mengecoh lawan, juga boleh untuk urusan kebahagiaan suami istri. Dan Islam memang sangat menganjurkan agar seseorang berpenampilan paling baik di hadapan pasangannya. Termasuk mengecat uban menjadi hitam biar kelihatan awet muda.
Ulama Madzhab As-syafi''I
Mereka umumnya berpendapat bahwa mengecat rambut dengan warna hitam diharamkan, kecuali bagi orang-orang yang akan berperang. Ini berbeda dengan pendapat yang nomor satu di atas, di mana mereka tidak sampai mengharamkan, tetapi hanya sampai memakruhkan saja. Pendapat ini didasarkan kepada sabda Rasulullah SAW:
Akan ada pada akhir zaman orang-orang yang akan mengecat rambut mereka dengan warna hitam, mereka tidak akan mencium bau surga. (HR Abu Daud, An-Nasa''i, Ibnu Hibban dan Al-Hakim)
Saudaraku, semua pendapat di atas hanyalah dalam konteks orang yang sudah tua dan ubanan serta memutih rambutnya tapi berkeinginan untuk mengecat rambutnya dengan warna hitam.
Adapun mengecat rambut dengan warna selain hitam, tidak ada larangannya. Boleh menggunakan media pewarna apapun asalkan tidak menghalangi air ketika bersuci. Wallahu a'lam. 

AL-BAYAN {SARANA MEMPELAJARI ILMU SYARI'AH}

“Jika seseorang berkata kepada saudaranya : 
Hai kafir, maka kekafiran itu akan kembali kepada salah satu diantara keduanya.” 
(HR. Bukhari)




Ikuti penjelasan lengkapnya oleh al ustadz Ahmad S. Thoriq MA, di :

MUQADIMAH
http://ad-dai.blogspot.com/2010/06/bagaimana-seseorang-bisa-dikatakan.html

HADITS –HADITS PERINGATAN RASULULLAH SAW AGAR TIDAK
MELAKNAT DAN MENGKAFIRKAN SAUDARA SESAMA MUSLIM
http://ad-dai.blogspot.com/2010/06/hadits-hadits-peringatan-rasulullah-saw.html

WASIAT EMAS PARA ULAMA UNTUK BERHATI-HATI DALAM
MASALAH TAKFIR
http://ad-dai.blogspot.com/2010/06/wasiat-emas-para-ulama-untuk-berhati.html...
Lihat Selengkapnya

SEKILAS TENTANG SEJARAH GOLONGAN KHAWARIJ
http://ad-dai.blogspot.com/2010/06/sekilas-tentang-sejarah-golongan.html

BANTAHAN TERHADAP PENDALILAN PARA KHAWARIJ (FITNAH TAKFIR)
http://ad-dai.blogspot.com/2010/06/bantahan-terhadap-pendalilan-para.html

PRINSIP-PRINSIP AHLUS SUNNAH DALAM MASALAH KUFUR DAN TAKFIR
http://ad-dai.blogspot.com/2010/06/prinsip-prinsip-ahlus-sunnah-dalam.html

BAGAIMANA SESEORANG BISA DIKATAKAN KAFIR ?
http://ad-dai.blogspot.com/2010/06/bagaimana-seseorang-bisa-dikatakan.html...

VAKSIN



Vaksinasi adalah suatu aktivitas yang bertujuan membentuk kekebalan tubuh dan biasanya dilakukan pada bayi, balita, dan ibu hamil. Tapi apakah selama ini kita mengetahui dari bahan apa vaksin itu dibuat? Selama ini kita lebih sering memperhatikan reaksi yang timbul setelah pemberian suatu vaksin ke dalam tubuh kita.


Apa itu Vaksin?
Vaksin adalah sebuah senyawa antigen yang berfungsi untuk meningkatkan imunitas atau sistem kekebalan pada tubuh terhadap virus. Terbuat dari virus yang telah dilemahkan dengan menggunakan bahan tambahan seperti formaldehid, dan thymerosal.
Jenis vaksinasi yang ada antara lain vaksin hepatitis, polio, rubella, BCG, DPT, Measles Mumps Rubella (MMR). Di Indonesia sendiri praktik vaksinasi yang dilakukan terutama pada bayi dan balita adalah hepatitis B, BCG, Polio, dan DPT. Selebihnya seperti vaksinasi MMR bersifat tidak wajib. Sedangkan, vaksinasi terhadap penyakit cacar air (smallpox) termasuk vaksinasi yang tidak dilakukan di Indonesia.

Vaksin dan Tinjauan Kehalalannya
Pekan Imunisasi Nasional (PIN) yang dilakukan bulan agustus tahun kemarin sempat bermasalah di beberapa wilayah seperti Jawa Barat, Jawa Timur, Lampung, dan Banten yang menolak pemberian vaksin karena diragukan kehalalannya.
Memang kalau kita telaah lebih lanjut, masih banyak jenis vaksin yang bersumber dari bahan-bahan yang diharamkan. Seorang pakar dari Amerika mengatakan bahwa vaksin polio dibuat dari campuran ginjal kera, sel kanker manusia, serta cairan tubuh hewan tertentu termasuk serum dari sapi, bayi kuda, dan ekstrak mentah lambung babi. Selain itu, beberapa vaksin juga diperoleh dari aborsi janin manusia yang sengaja digugurkan. Vaksin untuk cacar air, Hepatitis A, dan MMR diperoleh dengan menggunakan fetall cell line yang diaborsi, MRC-5, dan WI-38. Vaksin yang mengandung MRC-5 dan WI-38 adalah beberapa vaksin yang mengandung cell line diploid manusia.
Penggunaan janin bayi yang sengaja digugurkan ini bukan merupakan suat hal yang dirahasiakan pada publik. Sel line yang biasa digunakan untuk keperluan vaksin biasanya diambil dari bagian paru-paru, kulit, otot, ginjal, hati, thyroid, thymus, dan hati yang diperoleh dari aborsi terpisah. Penamaan isolat biasanya dikaitkan dengan sumber yang diperoleh misalnya WI-38 adalah isolat yang diperoleh dari paru-paru bayi perempuan berumur 3 bulan.
Usul Fiqh
Ada kaidah usul fiqh yang mengatakan bahwa mencegah kemudharatan lebih didahulukan daripada mengambil manfaatnya. Demikian alasan yang dijadikan dasar hukum pengambilan keputusan terhadap kehalalan vaksin polio sekalipun diketahui bahwa vaksin tersebut disediakan dari bahan yang tidak diperkenankan dalam Islam.
Namun demikian kita tidak boleh hanya bertahan pada kondisi darurat, melainkan juga melakukan usaha untuk perbaikan. Sudah sekian banyak Pharmacist muslim lahir di Indonesia dan kita sudah memiliki pabrik vaksin sendiri di Bandung yaitu Biofarma tentunya sudah tidak ada hal yang menjadikan kita senantiasa pada kondisi darurat. Jumlah balita di Indonesia pada tahun 2005 sebesar 24 juta jiwa, di mana 90% adalam muslim yang butuh vaksinasi yang halal dan aman dari sisi syar’i. Tentunya kita tidak ingin dalam tubuh dan aliran darah balita kita mengalir unsur-unsur haram.
Mengkritisi Praktek Vaksinisasi / Imunisasi
Serangkaian imunisasi yang terus digiatkan hingga saat ini oleh pihak-pihak terkait yang katanya demi menjaga kesehatan anak, patut dikritisi lagi baik dari segi kesehatan maupun syariat. Teori pemberian vaksin yang menyatakan bahwa “memasukkan bibit penyakit yang telah dilemahkan kepada manusia akan menghasilkan pelindung berupa anti bodi tertentu untuk menahan serangan penyakit yang lebih besar. Benarkah?

Tiga Mitos Menyesatkan
Vaksin begitu dipercaya sebagai pencegah penyakit. Hal ini tidak terlepas dari adanya 3 mitos yang sengaja disebarkan. Padahal, hal itu berlawanan dengan kenyataan. effektif melindungi manusia dari penyakit.
Kenyataan: Banyak penelitian medis mencatat kegagalan vaksinasi. Campak, gabag, gondong, polio, terjadi juga di pemukiman penduduk yang telah diimunisasi. Sebagai contoh, pada tahun 1989, wabah campak terjadi di sekolah yang punya tingkat vaksinasi lebih besar dari 98%. WHO juga menemukan bahwa seseorang yang telah divaksin campak, punya kemungkinan 15 kali lebih besar untuk terserang penyakit tersebut daripada yang tidak divaksin.
Imunisasi merupakan sebab utama penurunan jumlah penyakit. Kebanyakan penurunan penyakit terjadi sebelum dikenalkan imunisasi secara masal. Salah satu buktinya, penyakit-penyakit infeksi yang mematikan di AS dan Inggris mengalami penurunan rata-rata sebesar 80%, itu terjadi sebelum ada vaksinasi. The British Association for the Advancement of Science menemukan bahwa penyakit anak-anak mengalami penurunan sebesar 90% antara 1850 dan 1940, dan hal itu terjadi jauh sebelum program imunisasi diwajibkan.imunisasi benar-benar aman bagi anak-anak Yang benar, imunisasi lebih besar bahayanya. Salah satu buktinya, pada tahun 1986, kongres AS membentuk The National Childhood Vaccine Injury Act, yang mengakui kenyataan bahwa vaksin dapat menyebabkan luka dan kematian. Racun dan Najis? Tak Masuk Akal.


Apa saja racun yang terkandung dalam vaksin? Beberapa racun dan bahan berbahaya yang biasa digunakan seperti Merkuri, Formaldehid, Aluminium, Fosfat, Sodium, Neomioin, Fenol, Aseton, dan sebagainya. Sedangkan yang dari hewan biasanya darah kuda dan babi, nanah dari cacar sapi, jaringan otak kelinci, jaringan ginjal anjing, sel ginjal kera, embrio ayam, serum anak sapi, dan sebagainya. Sungguh, terdapat banyak persamaan antara praktik penyihir zaman dulu dengan pengobatan modern. Keduanya menggunakan organ tubuh manusia dan hewan, kotoran dan racun (informasi ini diambil dari British National Anti-Vaccination league)
Dr. William Hay menyatakan, “Tak masuk akal memikirkan bahwa Anda bisa menyuntikkan nanah ke dalam tubuh anak kecil dan dengan proses tertentu akan meningkatkan kesehatannya. Tubuh punya cara pertahanan tersendiri yang tergantung pada vitalitas saat itu. Jika dalam kondisi fit, tubuh akan mampu melawan semua infeksi, dan jika kondisinya sedang menurun, tidak akan mampu. Dan Anda tidak dapat mengubah kebugaran tubuh menjadi lebih baik dengan memasukkan racun apapun juga ke dalamnya.” ….. (Immunisation:The Reality behind the Myth)
Allah telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Manusia merupakan khalifah di bumi, sehingga merupakan ashraful makhluqaat (makhluk termulia). Mengingat keunggulan fisik, kecerdasan, dan jiwa secara hakiki, manusia mengungguli semua ciptaan Allah yang ada. Manusia merupakan makhluk unik yang dilengkapi sistem kekebalan alami yang berpotensi melawan semua mikroba, virus, serta bakteri asing dan berbahaya. Jika manusia menjalani hidupnya sesuai petunjuk syariat yang berupa perintah dan larangan, kesehatannya akan tetap terjaga dari serangan virus, bakteri, dan kuman penyakit lainnya. Sedangkan orang-orang kafir, mengangap adanya kekurangan dalam diri manusia sebagai ciptaan Allah, sehingga berusaha sekuat tenaga memperkuat sistemn pertahanan tubuh melalui imunisasai yang tercampur najis dan penuh dengan bahaya.
Manusia merupakan makhluk yang punya banyak kelebihan. Terdapat perbedaan yang mencolok antara manusia dengan hewan tingkat rendah. Apa yang dapat diterapkan padanya tidak cocok bagi hewan, demikian juga sebaliknya. Namun, orang-orang atheis menyamakan hewan dengan manusia, sebab mereka menganut teori evolusi manusia melalui kera yang sangat “menggelikan”. Oleh karena itu, mereka percaya bahwa apa yang dimiliki hewan dapat secara aman dimasukkan ke dalam tubuh manusia. Jadi, sel-sel hewan, virus, bakteri, darah, dan nanah disuntikkan ke dalam tubuh manusia. Logika setan ini adalah menjijikkan menurut Islam.
Imunisasi digembar-gemborkan sebagai suatu bentuk keajaiban pencegahan penyakit, padahal faktanya cara itu tidak lebih hanya sebagai proyek penghasil uang para dokter dan perusahaan farmasi. Dalam kenyataannya, imunisasi lebih banyak menyebabkan bahaya daripada kesehatan. Bahkan, mengacaukan proses-proses alami yang ada dalam ciptaan-Nya. Nah, dengan paparan singkat ini, orang tua mana yang merasa tidak takut untuk memberikan imunisasi pada anaknya ? Wallahu a’alam.