Sabtu, 05 Januari 2008

proses pembelajaran

BAB I

PROSES PEMBELAJARAN

A. Pengertian

Belajar merupakan usaha individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku secara keseluruhan. Perubahan yang dimaksud adalah perubahan pada aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan.

B. Proses belajar mengajar (PBM) dan proses pembelajaran

Proses belajar mengajar (PBM) dapat terjadi bila guru dan murid, sedangkan proses pembelajaran dapat terjadi pada siswa walaupun tanpa guru. Pola pendidikan sekolah belakangan ini lebih mengarah pada proses pembelajaran, dimana diharapkan guru tidak lagi menjejali pengetahuan sebanyak-banyaknya kepada siswa, akan tetapi merangsang.

  1. Komponen pembelajaran

a. Tujuan pembelajaran

b. Materi pembelajaran

c. Strategi pembelajaran

d. Evaluasi pembelajaran

  1. Keterampilan mengajar

Pelaksanaan pengajaran dapat dilaksanakan dengan baik oleh guru bila guru memiliki keterampilan mengajar. Keterampilan mengajar yang diperlukan adalah sebagai berikut :

a. Keterampilan membuka pelajaran

b. Keterampilan memberi motivasi

c. Keterampilan menerangkan/menyampaikan materi

d. Keterampilan memilih metode pembelajaran

e. Keterampilan verbal dan non verbal

f. Keterampilan melakukan interaksi

g. Keterampilan bertanya

h. Keterampilan melakukan penjajakan

i. Keterampilan melakukan evaluasi

j. Keterampilan menutup pelajaran

C. Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam proses pembelajaran

1. Kondisi Internal

Kondisi internal (yang berasal dari dalam diri) siswa dapat dikelompokkan pada dua aspek, yaitu aspek fisik dan aspek psikis. Aspek fisik adalah postur tubuh dan kemampuan alat indera. Aspek psikis terdiri dari : Inteligensi (kemampuan untuk mencapai prestasi), emosional, imajinasi, motivasi belajar (intrinsik atau ekstrinsik), Minat, perasaan, rasa aman dan tentram.

2. Kondisi Eksternal

Yaitu keadaan diluar diri anak

· Ruang belajar

· Penerangan, cahaya penerangan cukup, arah cahaya dari kiri ke kanan

· Sarana belajar, alat pelajaran, buku, media yang berhubungan dengan PBM

· Interaksi, yakni interaksi antara anak dengan teman-temannya, dengan guru dan dengan orang-orang yang terlibat dalam proses pembelajaran di sekolah.

3. Macam-macam pendekatan dalam belajar

1. Belajar responden, terjadinya perubahan perilaku diakibatkan perpaduan stimulus tak terkondisi dengan stimulus terkondisi

2. Belajar operan, belajar sebagai akibat dari reinforcement

3. Belajar observasional, belajar dengan mengamati objek yang dipelajari

4. Belajar kontiguitas, pemasangan kejadian-kejadian sederhana dalam bentuk apa saja dapat menghasilkan belajar

5. Belajar kognitif, belajar melaluik pendekatan proses dengan mempergunakan ‘reasoning’ atau berpikir

4. Pendekatan dalam pembelajaran

1. Pendekatan individual

2. Pendekatan kelompok

3. Pendekatan bervariasi

4. Pendekatan edukatif

5. Pendekatan pengalaman

6. Pendekatan pembiasaan

7. Pendekatan emosional

8. Pendekatan rasional

9. Pendekatan fungsional

10. Pendekatan keagamaan

11. Pendekatan kebermaknaan

D. Media Pembelajaran

A. Media pembelajaran

Segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima pesan sehingga dapat merangsang fikiran, perhatian, minat siswa, agar proses pembelajaran dapat terjadi

B. Beberapa prinsip menggunakan media pembelajaran

1. Media pembelajaran harus sesuai dengan tujuan dan materi pembelajaran

2. Alat peraga harus sesuai dengan tingkat kematangan dan kemampuan anak didik

3. Penyajian media harus sesuai dengan materi, metode, waktu dan sarana yang ada.

4. Memperlihatkan media sesuai dengan waktu, situasi dan tempat


C. Langkah-langkah menggunakan media

1. Merumuskan tujuan dengan media

2. Memilih dan menetapkan media

3. Memotivasi siswa agar dapat menlai, menganalisis, menghayati pelajaran dengan alat peraga

4. penyajian pelajaran dengan media

5. kegiatan pembelajaran dengan media

6. Evaluasi pelajaran dan keperagaan

BAB II

METODE PEMBELAJARAN

Metode pembelajaran merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam kegiatan pembelajaran. Kemampuan memilih dan menggunakan metode yang tepat akan sangat menentukan tercapai atau tidaknya tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan.

A. Pertimbangan memilih metode

1. Tujuan pembelajaran

Bila tujuan pembelajaran lebih banyak aspek kognitif maka metode yang akan digunakan akan berbeda kalau tujuan pembelajaran yang akan dicapai lebih banyak pada aspek psikomotor

2. Materi Pelajaran

Materi pembelajaran yang banyak atau sedikit dan materi yang sulit atau mudah menentukan juga metode mana yang paling tepat digunakan

3. Kondisi siswa

Siswa yang rata-rata IQ nya tinggi berbeda kalau rata-rata IQ di kelas tersebut rendah. Siswa yang rata-rata minatnya tinggi berbeda kalau rata-rata minat siswa di kelas rendah.

4. Media pembelajaran yang tersedia

Metode yang tepat dan kemampuan guru yang baik menjadi tidak berarti kalau metode yang akan digunakan mengharuskan menggunakan media sementara medianya tidak ada.

5. Kemampuan guru

Guru harus menyadari kemampuannya dalam menggunakan metode pembelajaran, termasuk kondisi guru saat akan mengajar

6. Waktu belajar

Kondisi belajar siswa pada pagi hari masih prima baik fisik maupun psikisnya, oleh karena itu menggunakan metode apa saja bisa. Pada saat siang hari kondisi fisik dan psikis siswa sudah berkurang, saat seperti ini tidak semua metode bisa diterapkan.

7. Tempat pembelajaran

Tempat belajar juga menentukan metode apa yang harus digunakan oleh guru.

B. Macam-macam metode mengajar

1. Metode ceramah

Metode ceramah yaitu penyampaian materi pelajaran dengan menggunakan bahasa lisan. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan metode ceramah :

- Yang berhubungan dengan suara

- Yang berhubungan dengan pemilihan kata

2. Metode tanya jawab

Metode tanya jawab yaitu dialog antara guru dengan siswa, guru bertanya siswa menjawab atau sebaliknya.

3. Metode Diskusi

4. Metode tugas belajar

5. Metode kerja kelompok

6. Metode demonstrasi

7. Metode sosiodrama (role playing)

8. Metode Problem solving

9. Metode sistem regu (team teaching)

10. Metode latihan (drill)

11. Metode karya wisata

12. Metode manusia sumber (resourch person)

13. Metode survei masyarakat

14. Metode simulasi

15. dan lain-lain

BAB III

ACTIVE LEARNING

A. Latar Belakang

Pembelajaran hendaknya memperhatikan kondisi individu anak karena mereka!ah yang akan belajar. Anak didik merupakan individu yang berbeda satu sama lain, memiliki keunikan masing-masing yang Jdak sama dengan orang lain. Oleh karena itu pembelajaran hendaknya memperhatikan perbedaan-perbedaan individual anak tersebut, sehingga pembelajarari benar-benar dapat merobah kondisi anak dan yang tidak tahu menjadi tahu, dan yang tidak paham menjadi paham serta dan yang berperilaku kurang balk menjadi balk. Kondisi riil anak seperti ini, selarna mi kurang mendapat perhatian di kalangan pendidik. Hal mi terlihat dan perhatian sebagian guru/pendidik yang cenderurig memperhatikan kelas secara keseluruhan, tidak perorangan atau kelompok anak, sehingga perbedaan individual kurang mendapat perhatian. Gejala yang lain terlihat pada kenyataan banyaknya guru yang menggunakan metode pengajaran yang cenderung sama setiap kali pertemuan di kelas berlangsung.

Menyadari kenyataan seperti mi para ahli berupaya untuk mencari dan merumuskan strategi yang dapat merangkul semua perbedaan yang dimiliki oleh anak didik. Strategi pembelajaran yang ditawarkan adalah strategi betajar aktif (active learning strategy).

B. Strategi pembelajaran aktif (active learning strategy)

1. Pengertian

Pembelajaran aktif (active learning) dimaksudkan untuk mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh anak didik, sehingga semua anak didik dapat niencapai hasH belajar yang memuaskan sesual dengan karakteristik pribadi yang mereka miliki. Di samping itu pembelajaran aktif (active learning) juga dimaksudkan untuk menjaga perhatian siswa/anak didik agar tetap tertuju pada proses pembelajaran.

Beberapa penelitian membuktikan bahwa perhatian anak didik berkurang bersamaan dengan berlaiunya waktu. Penelitian Pallio (1984) menunjukkan bahwa siswa dalam ruang kelas hanya memperhatikan pelajaran sekitar 40% dan waktu pembelajaran yang tersedia. Sementara penelitian MeKeachie (1986) menyebutkan bahwa daTam sepuluh menit pentama perthatian siswa dapat mencapai 70%, dan berkurang sampai menjadi 20% pada waktu 20 menit terakhir.

Thorndike (Bimo Wagito, 1997) mengemukakan 3 hukum belajar, yaitu :

1. law of readiness, yaitu kesiapan seseorang untuk berbuat dapat memperlancar hubungan

antara stimulus dan respons,

2. law of exercise, yaitu dengan adanya ulangan-ulangan yang selalu dikerjakan maka hubungan

antara stimulus dan respons akan rnenjadi lancar

3. law of effect, yaitu hubungan antara stimulus dan respons akan menjadi lebih baik jika dapat menimbulkan hal-hal yang menyenangkan, dan hal ini cenderung akan selalu diulang.